Skip to main content

CASE REPORT : Menanam Kembali Gigi yang Terlepas Akibat Trauma/ Benturan

Gigi yang terlepas akibat trauma atau benturan keras masih dapat ditanam kembali kedalam tulang. Hal ini tentu tidak banyak masyarakat kita yang mengetahuinya. Ada beberapa kriteria kondisi dan kerusakan gigi akibat trauma baik terjatuh saat olahraga, hingga kecelakaan di jalan raya.

Sabtu 18 Juli 2016 pukul 08.00 pasien datang ke UGD Puskesmas, dan dirujuk ke Poli Gigi, dan saya yang menerima dan memeriksanya. Saya coba sharing kasus yang ditangani dengan alat dan bahan Puskesmas yang masih tergolong terbatas dan seadanya (menurut saya). 


Berikut adalah contoh kondisi gigi dan mulut seorang wanita 32 tahun yang datang setelah kecelakaan. Pasien ingin giginya diperbaiki dan segera dibuatkan gigi baru karena malu dan bekerja.


 
1.       Luka sobek pada pita bibir atas (frenulum labialis superior)
2.       Gigi 21 terlepas (avulsi) dan hilang, soket sudah terdapat blood clot.
3.       Gigi 22 ekstrusi dan luksasi ⁰4.
4.       Terdapat hematoma pada labialis inferior dextra.
5.       Tidak ditemukan fraktur alveolar (tulang rahang) secara bermakna.


Alat dan bahan ala Puskesmas yang ada diantaranya :

1.       Larutan NaCl dan Povidone Iodine

2.       Jarum dan benang hecting silk 3.0

3.       Etching agent

4.       Bonding

5.       Composite

6.       Syrink 3ml 23 G

7.       Set tang cabut, hand instrument, dan alat perawatan standart lainnya.




Jarum Syrink 23G tadi saya modifikasi untuk difungsikan sebagai “wire” dan disesuaikan dengan lengkung geligi.


Sehingga berikut sedikit review perawatan yang dilakukan :

1.       Debridement luka dengan larutan NaCl dan Povidon Iodine.
2.       Injeksi Anastesi Pehacaine 1,5 cc pada vestibulum labialis superior.
3.       Hecting luka sobek pada frenulum labialis superior dengan silk 3.0
4.       Reposisi gigi 22 masuk kembali ke dalam soketnya.


5.  Aplikasi etching agent pada palatal gigi 11, 21, dan 13.


6.  Setelah aplikasi bonding, kemudian fiksasi gigi dengan “wire” dan composite


7.  Membentuk “core” crown baru yang melekat pada wire



8. Crown Build Up dengan composite seadanya.


 
 9. Setelah selesai prosedur re-implantasi gigi, fiksasi dan pembuatan mahkota baru.. kemudian intruksi cara perawatan luka dan DHE.

Pasien kontrol hari ke 3 untuk memantau luka dan AFF suturing pada hari ke-7. Kontrol 3-4 minggu untuk AFF fiksasi dan prosedur pembuatan bridge PFM.



Yang disayangkan adalah :
1. Gigi 21 tidak dapat di temukan, apalagi dibawa
Gigi avulsi dapat ditanam lagi selama tidak melewati golde periode -nya yaitu 2 jam.

Bagaimana prosedurnya ??

Segera bilas gigi yang terlepas dengan cara memegang mahkota gigi dan menggunakan air mengalir
Gigi dicuci dengan tanpa menyikat atau menyentuh bagian akar gigi, baik dengan tangan atau dengan alat. CUKUP DENGAN AIR MENGALIR.

Lalu simpan gigi tersebut pada larutan NaCl, atau susu, atau yang paling mudah dengan menggunakan air ludah, baik didalam kantung plastik, ataupun gigi langsung diletakkan dibawah lidah.

Selanjutnya, segera pergi ke dokter gigi kesayangan anda. Semakin cepat tindakan yang dapat diambil, maka semakin baik prognosa (perkiraan hasil perawatan) gigi tersebut.

2. Composite yang tersedia di Puskesmas terbatas, sehingga tidak bisa bermain warna, alhasil warna gigi darurat lebih kuning/ gelap dibanding yang asli. Tapi gpp lah.. pasien sudah cukup puas, apalagi hanya gigi sementara.

SEMOGA BERMANFAAT.


Comments

Popular posts from this blog

Mengenal Gigi Impaksi : Apa, Mengapa dan Bagaimana ?

Gigi impaksi merupakan gigi dengan kondisi tertanam sebagian ataupun total, dapat terjadi pada semua jenis gigi mulai gigi seri (insicive) , taring (caninus) , geraham kecil (premolar) maupun geraham (molar) baik rahang atas maupun rahang bawah. Namun, kasus yang sering kita kenal dan jumpai adalah impaksi pada gigi molar ke-3 (gigi geraham bungsu). Gigi bungsu biasanya tumbuh pada masa usia "age of wisdom" yaitu 15-25 tahun, sehingga gigi bungsu dan gigi impaksi (geraham belakang) dalam bahasa Inggri biasa disebut dengan wisdom teeth.   Manifestasi infeksi yang dapat terjadi pada gigi impaksi rahang bawah. Proses pembentukan benih gigi bungsu diawali sebelum usia 12 tahun dan pertumbuhannya berakhir pada usia sekitar 25 tahun. Pada usia tersebut gigi bungsu akan terbentuk sempurna. Secara garis besar pertumbuhan gigi bungsu berlangsung, sebagai berikut: Anatomi dan pertumbuhan gigi bungsu.  Pada usia 12tahun, sebagian mahkota benih gigi bungsu mulai terbe

Gigi Ngilu Saat Setelah Renang ?? Inilah Sebabnya..

Mungkin sering dari kita merasakan ngilu pada gigi setiap selesai berenang, terutama pada beberapa orang yang menjadikan renang sebagai olahraga favorite, atau bahkan sebagai profesi profesional mereka (atlet). Akhir-akhir ini ada beberapa pasien datang dengan keluhan gigi sering terasa sangat ngilu dan sensitif, terutama setelah berenang. Inilah yang membuat saya ingin menulis tentang gigi ngilu, kaporit, dan kolam renang.. APA ada hubungan antara ketiganya? Oke.. dari kondisi klinis di dalam rongga mulut pasien tersebut, tidak ditemukan adanya dental caries (gigi berlubang) atau calculus (karang gigi) dan resesi gingiva (gusi turun).  Yaa.. tampak normal, setelah wawancara lebih dalam ternyata mereka adalah atlet renang profesional yang dalam pemusatan pelatihan daerah (Puslatda) Jatim. Saya pernah merasakan latihan di dalam Puslatda, sangat ketat. Latihan seperti makan obat saja yang sehari bisa 3 kali. Ya... walau saya bukan atlet renang dulunya, tapi kebayang

Case Report : Cosmetic-Esthetic Dentistry with Frenectomy and Veneer

Frenulum adalah lipatan mukosa yang berisi jaringan ikat/otot yang menghubungkan bagian dari tubuh. Frenulum pada rongga mulut dapat ditemukan pada daerah bawah lidah (frenulum lingualis) , bibir (frenulum labialis) , dan pipi bagian dalam (frenulum bucalis) .  Frenulum labialis superior Jika tinggi, akan menyebabkan central diastema/midline diastema, pada pasien yang menggunakan gigi palsu tipe full denture juga akan mempengaruhi retensi gigi palsunya jika menagemennya tidak tepat Frenulum bucalis Jika tinggi, akan mempengaruhi retensi gigi palsu jika managemennya tidak tepat Frenulum Lingualis Jika frenulum ini "pendek" (gambar sisi kanan) akan mempengaruhi fungsi bicara karena lidah "terikat" dan tidak bisa bergerak bebas, dan dapat juga mempengaruhi retensi gigi palsu pada pasien yang menggunakannya jika managemennya tidak tepat Saat ini, kita akan membahas kasus frenulum labialis yang umum kita jumpai.  Pada frenulum labiaslis su