Skip to main content

Gigi Ngilu Saat Setelah Renang ?? Inilah Sebabnya..

Mungkin sering dari kita merasakan ngilu pada gigi setiap selesai berenang, terutama pada beberapa orang yang menjadikan renang sebagai olahraga favorite, atau bahkan sebagai profesi profesional mereka (atlet).
Akhir-akhir ini ada beberapa pasien datang dengan keluhan gigi sering terasa sangat ngilu dan sensitif, terutama setelah berenang. Inilah yang membuat saya ingin menulis tentang gigi ngilu, kaporit, dan kolam renang..

APA ada hubungan antara ketiganya?

Oke.. dari kondisi klinis di dalam rongga mulut pasien tersebut, tidak ditemukan adanya dental caries (gigi berlubang) atau calculus (karang gigi) dan resesi gingiva (gusi turun). 
Yaa.. tampak normal, setelah wawancara lebih dalam ternyata mereka adalah atlet renang profesional yang dalam pemusatan pelatihan daerah (Puslatda) Jatim.

Saya pernah merasakan latihan di dalam Puslatda, sangat ketat. Latihan seperti makan obat saja yang sehari bisa 3 kali. Ya... walau saya bukan atlet renang dulunya, tapi kebayang ga sih ada 3 waktu dalam sehari keluar masuk kolam renang ??


Kembali ke topik.. 
Dengan seringnya mereka berada di dalam kolam renang, ini menguatkan dugaan saya. Langsung saya lakukan pemeriksaan lebih lanjut.. prosedur yang saya lakukan sangat  simple, yaitu keringkan geligi mereka dengan air spray.. 

dan hampir semua gigi tampak adanya gambaran chalky spot (keputihan seperti kapur, persis seperti saat terkena zat asam konsentrat tinggi secara akut, atau demineralisasi email yang berlangsung kronis).
Mengapa ini bisa terjadi ?
Benarkah berenang di kolam renang yang mengandung klorin juga bisa menyebabkan kerusakan gigi ?
Ya, tidak hanya meningkatkan risiko anak terkena asma dan alergi, ternyata berenang  dikolam yang mengandung klorin juga dapat menyebabkan kerusakan pada gigi.

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Dr Leila Jahangiri dari New York University College of Dentistry's Department of Prosthodontics, menemukan bahwa tingkat klorin dan batas pH yang tinggi bisa mempengaruhi terjadinya pengikisan yang cepat dan permanen pada enamel (lapisan luar) gigi seseorang.

Kasus yang ditemukan Dr Leila ini terjadi pada pria usia 52 tahun yang mengalami masalah gigi sangat sensitif, gigi menguning dan berwarna makin gelap karena kehilangan enamel yang cepat selama 5 bulan. 
Kehilangan enamel gigi memang bisa dipicu oleh penyakit medis seperti bulimia atau refluks asam, namun pada pria baya tersebut pemicunya adalah kegiatan renang setiap hari yang dilakukannya selama 90 menit. Setelah melakukan pemeriksaan terus menenerus akhirnya diketahui tingkat keasaman kolam renang menjadi pemicu kerusakan gigi pria tersebut.
Penemuan kasus ini, menurut Dr Leila bukan berarti kita tidak boleh berenang, tetapi harus menjadi perhatian khusus pengelola atau pemilik kolam renang untuk memantau rutin penggunaan klorin dalam batas yang aman dan tingkat pH air kolam yang seimbang.
Menurut Dr Leila, kolam renang harus memiliki kadar pH netral antara 7,2 sampai 7,8. Sedangkan pemakaian klorin yang harus digunakan agar tidak menjadi polutan menurut American Chemistry Council antara 2,0 sampai 4,0 ppm (parts per million) dan tidak perlu di bawah 1,0 ppm.

Lalu bagaimana penanganan pada kasus ini?
Apakah bisa mengatasi keluhan sensitif pada gigi tersebut?
Penanganan pada keluhan gigi sensitif dan warna rusak akibat air kolam renang harus dilakukan oleh dokter gigi. Pada kasus seperti ini jika kerusakan hanya pada satu sisi gigi (yaitu bagian depan gigi saja) maka dapat dilakukan perawatan dengan veneers (memberikan lapisan "topeng" pada gigi) baik secara direct maupun indirect veneers.

Contoh perawatan gigi menggunakan veneer
Namun, jika kerusakan lebih parah dan luas, maka  porcelain dental crown akan menjadi pertimbangan.
Ketika kita hobi renang, lalu bagaimana pencegah agar tidak terjadi kerusakan ini?
Tentu langkah pertama adalah memastikan pH air dan kandungan kaporit berada pada level yang baik dan aman bagi tubuh.
Kedua, usahakan agar meminimalisir kontak gigi dengan air berkaporit tinggi (ini pasti sulit sekali dilakukan, mengingat teknik pernafasan saat berenang menggunakan mulut)
Ketiga, bilaslah segera gigi dan mulut seusai berenang dengan air netral, lebih baik jika sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride.
Contoh gambar aplikasi fluor pada gigi.
Keempat, kontrolah ke dokter gigi untuk general dental check-up, dan jika diperlukan lakukan, mintalah aplikasi topikal flour pada dokter gigi Anda. 

Comments

Popular posts from this blog

Mengenal Gigi Impaksi : Apa, Mengapa dan Bagaimana ?

Gigi impaksi merupakan gigi dengan kondisi tertanam sebagian ataupun total, dapat terjadi pada semua jenis gigi mulai gigi seri (insicive) , taring (caninus) , geraham kecil (premolar) maupun geraham (molar) baik rahang atas maupun rahang bawah. Namun, kasus yang sering kita kenal dan jumpai adalah impaksi pada gigi molar ke-3 (gigi geraham bungsu). Gigi bungsu biasanya tumbuh pada masa usia "age of wisdom" yaitu 15-25 tahun, sehingga gigi bungsu dan gigi impaksi (geraham belakang) dalam bahasa Inggri biasa disebut dengan wisdom teeth.   Manifestasi infeksi yang dapat terjadi pada gigi impaksi rahang bawah. Proses pembentukan benih gigi bungsu diawali sebelum usia 12 tahun dan pertumbuhannya berakhir pada usia sekitar 25 tahun. Pada usia tersebut gigi bungsu akan terbentuk sempurna. Secara garis besar pertumbuhan gigi bungsu berlangsung, sebagai berikut: Anatomi dan pertumbuhan gigi bungsu.  Pada usia 12tahun, sebagian mahkota benih gigi bungsu mulai terbe

Case Report : Cosmetic-Esthetic Dentistry with Frenectomy and Veneer

Frenulum adalah lipatan mukosa yang berisi jaringan ikat/otot yang menghubungkan bagian dari tubuh. Frenulum pada rongga mulut dapat ditemukan pada daerah bawah lidah (frenulum lingualis) , bibir (frenulum labialis) , dan pipi bagian dalam (frenulum bucalis) .  Frenulum labialis superior Jika tinggi, akan menyebabkan central diastema/midline diastema, pada pasien yang menggunakan gigi palsu tipe full denture juga akan mempengaruhi retensi gigi palsunya jika menagemennya tidak tepat Frenulum bucalis Jika tinggi, akan mempengaruhi retensi gigi palsu jika managemennya tidak tepat Frenulum Lingualis Jika frenulum ini "pendek" (gambar sisi kanan) akan mempengaruhi fungsi bicara karena lidah "terikat" dan tidak bisa bergerak bebas, dan dapat juga mempengaruhi retensi gigi palsu pada pasien yang menggunakannya jika managemennya tidak tepat Saat ini, kita akan membahas kasus frenulum labialis yang umum kita jumpai.  Pada frenulum labiaslis su