Skip to main content

Case Report : Bahaya Gigi Palsu Asal


Kasus dan cerita yang akan saya bahas kali ini adalah tentang gigi palsu yang tidak sesuai standart kesehatan. 


Lhoo lhoo.. sebentar dulu.. emang gigi palsu ada standartnya ya??

Ya tentu saja, segala sesuatu yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan pasti ada standartnya, termasuk gigi palsu.

Saat berada di Puskesmas saya sering menemukan kasus menarik dan sekaligus memprihatinkan. 

Memang masyarakat banyak yang datang berobat di Puskesmas dibanding rumah sakit, karena dinilai lebih murah dan cukup terjangkau, serta karena milik pemerintah. Karena faktor inilah semua lapisan masyarakat dapat datang dan menunjukkan berbagai keluhannya.

Banyak kasus menarik yang saya temukan saat berada di Puskesmas. Mulai dari gigi berlubang biasa, hingga kompleks.. mulai dari sariawan biasa, hingga keganasan alias cancer.. mulai keradangan akibat bakteri, hingga manifestasi virus di dalam mulut.

Kali ini saya akan membahas beberapa contoh dari efek gigi palsu yang tidak kompatibel, dan tidak sesuai dengan standart kesehatan.

EPULIS FISSURATUM adalah pertumbuhan jaringan fibrous bertangkai dalam rongga mulut akibat iritasi kronis (berlangsung lama).

Gigi palsu yang tidak baik secara bentuk, tekstur dan kontur, retensi, maupun stabilitasnya dalam rongga mulut, sering akan menimbulkan kelainan di dalam mulut, salah satunya seperti epulis fissuratum ini. 

Kok bisa ??
Prinsipnya adalah ini sebagai salah satu bentuk pertahanan tubuh akibat gigi palsu yang tidak stabil, tidak retentif, atau bersisi tajam dan berlebih.., dalam bahasa Jawa awamnya "kapalen".

Tubuh akan membentuk jaringan ikat fibrous pada daerah sekitar yang terkena jejas, atau tekanan yang berlebih tersebut.

Apakah berbahaya ??
Secara mikroskopis jaringan ini berisi jaringan ikat, dan tidak berbahaya. Namun, jika dibiarkan tanpa menghilangkan faktor pemicunya, tentu akan semakin membesar dan berpotensi menimbulkan luka pada daerah lipatan-lipatannya atau puncak dungkul ini

Saat telah timbul luka, maka kemungkinan terjadi infeksi sekunder dapat meningkat.

Luka seperti sariawan mungkin biasa menurut kita, namun itu adalah salah satu pintu masuk bakteri, virus, dan agen lain termasuk zat kimia dari gigi palsu (yang tidak kompatibel tadi) ke dalam tubuh, dan merusak lebih dalam.
Gambar di atas adalah contoh epulis fissuratum yang timbul akibat iritasi kronis gigi palsu yang tidak kompatibel. 
Gambar di atas adalah contoh epulis fissuratum yang timbul akibat iritasi kronis gigi palsu yang tidak kompatibel.
Lalu yang kedua adalah ABSES. Saat ini sering kita mendengar masyarakat mengatakan "ini abses" tapi taukah apa itu abses ??

Abses gigi merupakan infeksi bernanah pada gigi dan jaringan sekitarnya .


Emang gigi palsu bisa bikin abses ??
Abses bukan karena gigi palsu, melainkan bakteri pyogenik yang umumnya bersifat anaerab. Pada gigi atau gusi yang terinfeksi, jika tidak dilakukan perawatan, dapat berlanjut lebih dalam hingga menjadi abses. 

Trus hubungan gigi palsunya dimana ??
Nah.. yang sering kita jumpai adalah gigi berlubang atau bahkan sisa akar yang ditutup atau ditumpangi dengan gigi palsu tanpa perawatan sebelumnya.

Bakteri di bawah atau di dalamnya dapat dengan senang hati dan leluasa beranak cucu hingga merusak struktur jaringan sekitarnya. Pelan tapi pasti.. dan gigi palsu yang tidak baik merupakan faktor yang dapat memperparah kondisi ini.
Bau mulut, gusi sering berdarah, gigi sekitarnya jadi berlubang dan goyang, bahkan tidak sedikit hingga terjadi bengkak dan sakit.

Gambar di atas adalah contoh gigi palsu yang tidak kompatibel, menghujam dalam disela-sela gusi dan memeluk erat gigi sekitarnya.. Bersatu kita teguh.. bercerai kita runtuh, hahaha...

Padahal dibawah gigi palsu itu ada gigi berlubang tak terawat dan terabaikan.. galau dan kasihan.. 

Akhirnya ? timbul fistula (saluran keluarnya nanah) akibat abses pada gigi tersebut.

Gambar berikut ini adalah rangkaian perawatan pada gigi dengan abses di atas, hingga dibuatkan mahkota gigi ( dental crown) baru.

setelah melepas hujaman gigi palsu yang tidak sesuai standart

eksisi jaringan fistula
eksisi jaringan fistula

peratawan endodontik pada gigi terinfeksi
 penempatan pasak intrakanal
Persiapan pemasangan PFM dental crown
final result : PFM dental crown

Karena itulah.. saya hanya ingin berpesan bahwa segala sesuatu ada prosesnya.. kesehatan pun bukan sekedar sulapan, dan yang pasti... segala sesuatu itu ada ILMU nya, dan tidak sekedar cukup dengan "keahlian".

Kenalilah sebelum memilih, karena setiap pilihan akan disertai dengan konsekuensi. 

Salam sehat, senyum ceriaaa..



















Comments

  1. Menambah wawasan sekali... request soal dampak rokok pada gigi dan solusinya dong...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengenal Gigi Impaksi : Apa, Mengapa dan Bagaimana ?

Gigi impaksi merupakan gigi dengan kondisi tertanam sebagian ataupun total, dapat terjadi pada semua jenis gigi mulai gigi seri (insicive) , taring (caninus) , geraham kecil (premolar) maupun geraham (molar) baik rahang atas maupun rahang bawah. Namun, kasus yang sering kita kenal dan jumpai adalah impaksi pada gigi molar ke-3 (gigi geraham bungsu). Gigi bungsu biasanya tumbuh pada masa usia "age of wisdom" yaitu 15-25 tahun, sehingga gigi bungsu dan gigi impaksi (geraham belakang) dalam bahasa Inggri biasa disebut dengan wisdom teeth.   Manifestasi infeksi yang dapat terjadi pada gigi impaksi rahang bawah. Proses pembentukan benih gigi bungsu diawali sebelum usia 12 tahun dan pertumbuhannya berakhir pada usia sekitar 25 tahun. Pada usia tersebut gigi bungsu akan terbentuk sempurna. Secara garis besar pertumbuhan gigi bungsu berlangsung, sebagai berikut: Anatomi dan pertumbuhan gigi bungsu.  Pada usia 12tahun, sebagian mahkota benih gigi bungsu mulai terbe

Gigi Ngilu Saat Setelah Renang ?? Inilah Sebabnya..

Mungkin sering dari kita merasakan ngilu pada gigi setiap selesai berenang, terutama pada beberapa orang yang menjadikan renang sebagai olahraga favorite, atau bahkan sebagai profesi profesional mereka (atlet). Akhir-akhir ini ada beberapa pasien datang dengan keluhan gigi sering terasa sangat ngilu dan sensitif, terutama setelah berenang. Inilah yang membuat saya ingin menulis tentang gigi ngilu, kaporit, dan kolam renang.. APA ada hubungan antara ketiganya? Oke.. dari kondisi klinis di dalam rongga mulut pasien tersebut, tidak ditemukan adanya dental caries (gigi berlubang) atau calculus (karang gigi) dan resesi gingiva (gusi turun).  Yaa.. tampak normal, setelah wawancara lebih dalam ternyata mereka adalah atlet renang profesional yang dalam pemusatan pelatihan daerah (Puslatda) Jatim. Saya pernah merasakan latihan di dalam Puslatda, sangat ketat. Latihan seperti makan obat saja yang sehari bisa 3 kali. Ya... walau saya bukan atlet renang dulunya, tapi kebayang

Case Report : Cosmetic-Esthetic Dentistry with Frenectomy and Veneer

Frenulum adalah lipatan mukosa yang berisi jaringan ikat/otot yang menghubungkan bagian dari tubuh. Frenulum pada rongga mulut dapat ditemukan pada daerah bawah lidah (frenulum lingualis) , bibir (frenulum labialis) , dan pipi bagian dalam (frenulum bucalis) .  Frenulum labialis superior Jika tinggi, akan menyebabkan central diastema/midline diastema, pada pasien yang menggunakan gigi palsu tipe full denture juga akan mempengaruhi retensi gigi palsunya jika menagemennya tidak tepat Frenulum bucalis Jika tinggi, akan mempengaruhi retensi gigi palsu jika managemennya tidak tepat Frenulum Lingualis Jika frenulum ini "pendek" (gambar sisi kanan) akan mempengaruhi fungsi bicara karena lidah "terikat" dan tidak bisa bergerak bebas, dan dapat juga mempengaruhi retensi gigi palsu pada pasien yang menggunakannya jika managemennya tidak tepat Saat ini, kita akan membahas kasus frenulum labialis yang umum kita jumpai.  Pada frenulum labiaslis su