Skip to main content

Mungkin Tidak Butuh Dokter Gigi, Kalau Kita Tau Ini Sejak Awal

Indonesia tergolong negara yang memiliki angka kesehatan gigi dan mulut yang rendah dibandingkan negara lain di Asia. Hal ini sering dihubungkan dengan perilaku masyarakat yang kurang baik dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya. 

Belum lagi kegemaran masyarakat terhadap jenis makanan yang bersifat manis, gaya hidup modern yang serba instan (juncfood), kurang serat, gemar minum minuman bersoda, dan sebagainya turut memperparah kondisi kesehatan gigi.

Penyebab gigi berlubang yang utama adalah bakteri dan suasana asam yang terbentuk di dalam mulut setelah kita makan. Rendahnya kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut telah mempengaruhi kedisiplinan masyarakat untuk menjaga pola makan dan hidup mereka. 

Entah karena lupa, malas, atau telah menjadi terbiasa untuk tidak sikat gigi minimal 2-3 kali sehari, terutama setelah kita makan dan sebelum tidur.
Poster Cara Menyikat Gigi dan Merawat Gigi

Sikat gigi pada umumnya memiliki banyak variasi gerakan. Namun demikian, banyak dokter gigi menyarankan cara sikat gigi dengan metode roll (memutar), naik-turun, dan kombinasi. 

Penelitian terbaru juga menyertakan gerakan tooth pick (tusuk gigi), yaitu dengan cara menempelkan ujung bulu sikat gigi dan menusukkannya kearah sela-sela gigi. Metode ini memerlukan sikat gigi dengan kriteria bulu sikat khusus, yaitu bulu sikat dengan ukuran ujung bulu mengecil dan halus. 

Tujuan dari gerakan ini adalah membersihkan daerah sela gigi dan memijat sekaligus membersihkan plak dan bakteri di saku gusi dan daerah tidak terjangkau di antara gigi. 

Sikat gigi merupakan cara ampuh dan utama dalam menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut. Plak dan debris (sisa makanan) dapat dihilangkan dengan baik selama metode sikat gigi dilakukan dengan benar. 

Gerakan menyikat gusi merupakan salah satu cara memiijat gusi yang juga membantu memperlancar aliran darah di sekitar gigi.

Sederhana hanya dengan sikat gigi setelah makan dan sebelum tidur, sikat gigi menjadi cara ampuh untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut karena efektif menghilangkan plak, dan debris didalam mulut. 

Namun sayang, kurangnya kedisiplinan dalam meluangkan waktu 1-2 menit untuk sikat gigi, kita telah melewatkan saat terbaik untuk melindungi gigi kita dari caries (gigi berlubang), dan penyakit rongga mulut lainnya.

Comments

Popular posts from this blog

Mengenal Gigi Impaksi : Apa, Mengapa dan Bagaimana ?

Gigi impaksi merupakan gigi dengan kondisi tertanam sebagian ataupun total, dapat terjadi pada semua jenis gigi mulai gigi seri (insicive) , taring (caninus) , geraham kecil (premolar) maupun geraham (molar) baik rahang atas maupun rahang bawah. Namun, kasus yang sering kita kenal dan jumpai adalah impaksi pada gigi molar ke-3 (gigi geraham bungsu). Gigi bungsu biasanya tumbuh pada masa usia "age of wisdom" yaitu 15-25 tahun, sehingga gigi bungsu dan gigi impaksi (geraham belakang) dalam bahasa Inggri biasa disebut dengan wisdom teeth.   Manifestasi infeksi yang dapat terjadi pada gigi impaksi rahang bawah. Proses pembentukan benih gigi bungsu diawali sebelum usia 12 tahun dan pertumbuhannya berakhir pada usia sekitar 25 tahun. Pada usia tersebut gigi bungsu akan terbentuk sempurna. Secara garis besar pertumbuhan gigi bungsu berlangsung, sebagai berikut: Anatomi dan pertumbuhan gigi bungsu.  Pada usia 12tahun, sebagian mahkota benih gigi bungsu mulai terbe

Gigi Ngilu Saat Setelah Renang ?? Inilah Sebabnya..

Mungkin sering dari kita merasakan ngilu pada gigi setiap selesai berenang, terutama pada beberapa orang yang menjadikan renang sebagai olahraga favorite, atau bahkan sebagai profesi profesional mereka (atlet). Akhir-akhir ini ada beberapa pasien datang dengan keluhan gigi sering terasa sangat ngilu dan sensitif, terutama setelah berenang. Inilah yang membuat saya ingin menulis tentang gigi ngilu, kaporit, dan kolam renang.. APA ada hubungan antara ketiganya? Oke.. dari kondisi klinis di dalam rongga mulut pasien tersebut, tidak ditemukan adanya dental caries (gigi berlubang) atau calculus (karang gigi) dan resesi gingiva (gusi turun).  Yaa.. tampak normal, setelah wawancara lebih dalam ternyata mereka adalah atlet renang profesional yang dalam pemusatan pelatihan daerah (Puslatda) Jatim. Saya pernah merasakan latihan di dalam Puslatda, sangat ketat. Latihan seperti makan obat saja yang sehari bisa 3 kali. Ya... walau saya bukan atlet renang dulunya, tapi kebayang

Case Report : Cosmetic-Esthetic Dentistry with Frenectomy and Veneer

Frenulum adalah lipatan mukosa yang berisi jaringan ikat/otot yang menghubungkan bagian dari tubuh. Frenulum pada rongga mulut dapat ditemukan pada daerah bawah lidah (frenulum lingualis) , bibir (frenulum labialis) , dan pipi bagian dalam (frenulum bucalis) .  Frenulum labialis superior Jika tinggi, akan menyebabkan central diastema/midline diastema, pada pasien yang menggunakan gigi palsu tipe full denture juga akan mempengaruhi retensi gigi palsunya jika menagemennya tidak tepat Frenulum bucalis Jika tinggi, akan mempengaruhi retensi gigi palsu jika managemennya tidak tepat Frenulum Lingualis Jika frenulum ini "pendek" (gambar sisi kanan) akan mempengaruhi fungsi bicara karena lidah "terikat" dan tidak bisa bergerak bebas, dan dapat juga mempengaruhi retensi gigi palsu pada pasien yang menggunakannya jika managemennya tidak tepat Saat ini, kita akan membahas kasus frenulum labialis yang umum kita jumpai.  Pada frenulum labiaslis su