Skip to main content

The Long Nawang Stories Part II : Berpisah untuk Bertugas



The Long Nawang Stories
Part II : Berpisah untuk Bertugas

Hari ini 11 April 2012 adalah hari keberangkatan dokter PTT yang mendapat penempatan didaerah Setulang.
Yaa . kemarin kami sudah diberikan SPMT dan tanggal pemberangkatan pertama adalah hari ini. dr. Rizki dan drg. Lisa bertugas di Puskesmas Setulang, dr. Alex bertugas di di Puskesmas Long Alango, dr. Rossari bertugas di Puskesmas Pulau Sapi dan saya sendiri di Puskesmas Long Nawang.

Hmm .. Long Nawang di SPMT itu sudah ku duga, bakal saya yang dapat. Karena sehari sebelumnya kami sempat bertemu dengan seseorang yang menurut informasi beliau adalah Pinpus (Pimpinan Puskesmas)  di Puskesmas Long Nawang. Sudah ada feeling saat bertemu beliau sebenarnya, kalau ku akan kesana nantinya.
Jadi senang, penasaran dan juga serasa ketiban tangga yang di atasnya ada gajah, adooh.. gimana ne.. yang di “wanti-wanti” malah kedapatan, hahaa.. tapi kuyakin semua bakal seru nantinya.. namanya juga pengabdian (preeeet…) dan petualangan, hehe..

Satu per satu dokter-dokter gigi berpisah sesuai jadwal penempatan tugas yang ditetapkan dinkes. Dan saya mendapat giliran tanggal 16 April 2012 naik pesawat Pilatus Porter kecil dengan baling-baling satu ! dengan kapasitas penumpang 6 orang dengan 2 pilot (tapi saat itu pilotnya cuma satu doang) dan kalau sudah terbang begitu kena angin langsung… wusshhh… goyang-goyang deh, hehee…

Prepare to Journey
SKSD dengan Pinpus Malinau Kota (Malkot). Sebenarnya agenda ini tidak ada dalam jadwal, tapi karena semalam hanbis sharing cerita sama dokter PTT yang memperpanjang masa tugasnya, maka saya dan dr. Alex (karena memang hanya kami berdua yang belum berangkat ke tempat penugasan) berusaha kenalan dengan Pinpus Malkot, tempat “asrama” kami. Tujuannya adalah kenalan, dan mungkin kami bisa dapat tempat nginap gratis kalau sewaktu-waktu kami lagi turun ke main ke Malkot (karena kuncinya dia yang pegang, hehe).
Banyak cerita yang kami dapat dari dr. Imel, nama Pinpus itu. Dia seorang Toraja yang dulunya PTT di daerah Long Alango, trus lanjut PNS di Malinau Kota.. hingga sekarang menjabat di structural disini sebagai Pinpus.

Orangnya asik.. beliau banyak berbagi cerita tentang pengalamannnya sewaktu PTT.
Keramahannya kepada kami sebagai sesama pendatang sangat kentara. Beliau menceritakan apapun yang ingin kami ketahui. Dari hal yang menyenangkan hingga yang menakutkan.
Dan kami pun pasang telinga lebar-lebar. Memusatkan perhatian padanya. Dan beliaupun memulai ceritanya dengan seorang dokter PTT yang mati saat PTT gara-gara perahunya terbalik. Karena sungai yang berbatu dan dia menggunakan pengaman kepala atau pelampung, kepalanya pun terbentur bebatuan sungai. Dan dokter tersebut meninggal saat bertugas.

Beliau sendiri pun ternyata juga nyaris mengalami nasib yang sama, nyaris tewas gara-gara beliau tidak begitu bisa renang saat kapal kayu yang digunakan saat pusling (puskesmas keliling) terbalik karena jeram..hmm.. cerita serupa tentang tewasnya dokter saat melaksanakan tugas bukan kali pertama ini ku dengar. Sebelumnya salah seorang pejabat dinkes juga menceritakannya, bahkan ada pula dokter yang sampai gila. Entah cerita itu benar atau hanya fiktif belaka.

Adalagi desas desus cerita yang sebelumnya sudah sempat kudengar tentang remaja wanita di pedalaman itu di benarkan juga oleh Pinpus Malkot itu.. diantaranya wanita-wanita daerah “long” semakin kita masuk ke dalam, maka semakin cantik dan putih-putih kulitnya.. muluss.. menurut informasi yang ada, ada kemungkinan mereka itu keturunan orang Belanda (buseeet, gragas juga yaa orang Belanda)..
“Prevalensi kenakalan remaja, seperti miras dan seks bebas disana memang tinggi, survey menunjukkan  lebih dari 90% siswa SMP kelas 3 sudah pernah melakukan free sex.. dan yang lebih mengerikan prevalensi HIV-AIDS nya juga tinggi”, tambahnya saat bercerita kepada kami. “Lalu alat-alat kedokterrannya gimana??”, tanyaku tentang kesterilan alat medis di sana. ”Yaa sterilisasi dengan metode sederhana.. biasanya setelah di cuci terus di bakar dengan alcohol”, jawabnya dengan sedikit mengerutkan dahinya. Ooh.. no !!

Informasi dan peringatan keras bagi kami tenaga medis yang akan bertugas di pedalaman. Tidak semua daerah pedalaman itu terisolasi, bahkan oleh virus sepopuler HIV yang banyak kita temukan di kota-kota besar.

Hari ini terakhir untuk dapat menikmati signal, makanan dan “kehidupan” kota. Besok ku mulai perjalanan menuju daerah tugas. Kalau masalah makanan sih ku sudah terbiasa dengan menu “jalanan”, ala kadarnya. Maklum dulu di Surabaya sempat jadi anak kos dengan minim nutrisi, hehe.. tapi mungkin untuk hidup dengan terisolasi dengan dunia luar .. itu dia yang agak susah.. HP tidak berfungsi sebagai alat komunikasi, dan hanya akan menjadi pemberat kertas, alat putar musik, that’s it.. dan mungkin bisa juga untuk manggil orang dari jarak jauh.. yaa tinggal timpuk aja tuh kepala orangnya pake HP kita, dia pasti datang ke kita cepet, hehee..

Persiapan sudah beres.. saatnya cap pus..
Janjian dengan petugas di jemput jam 7.00 karena pesawat berangkat jam 8.00.. sudah bersiap dari jam setengah 7 di depan asrama. Asrama sudah ku kunci rapat karena dr. Alex sedang ke Tarakan karena ada urusan. Kunci asrama sudah ku letakkan di tempat aman yang sudah kami berdua sepakati. Jam 7 lewat petugas itu belum juga datang. Mau ku telpon tapi tidak ada nomornya. “Nah ini baru di jemput”, saat jam sudah menunjukkan pukul 7.45.. wess ngebut ga karuan.. sewot karepe dewe (maunya sendiri, red) tuh petugas dinkes..lha yang telat siapa yang sewot siapa.. hmm.. dasar…

Kalaupun ketinggalan pesawat, itu bukan kesalahanku. Dan saya tidak akan mau untuk beli tiket pesawat penggantinya. Karena disini pun uang perjalanan yang ku terima sudah di potong 50% dengan rincian yang tidak jelas. Tidak transparan. Ya.. Mungkin buat beli susu anaknya, gpp lah..

Pemandangan Selama 1 Jam Perjalanan
Pesawat kecil yang pertama kali kulihat itu sungguh membuat cuit nyali. Dan bagi siapa yang takut ketinggian atau punya pikiran negatif bila terbang dengan pesawat kecil ini. Belum lagi sering kita dengar banyak pesawat jenis Caesna ini yang hilang dan jatuh di hutan. Hohoho.. Tapi justru hal baru seperti ini adalah tantangan baru yang wajib dicoba dan tidak boleh ditolak. Ciee..
Perasaanku campur aduk saat itu.

Belum jalan aja sudah kebayang berita-berita yang sering menyebutkan pesawat hilang di daerah pegunungan. Yaa, dengan pesawat ini kami akan melintasi hutan dan pegunungan perawan di Kalimantan bagian utara, menuju desa tempat ku bertugas. Perngalaman pertama untuk mendekat dan merasakan naik pesawat ini akhirnya datang juga, hehe.. semoga semua akan baik-baik saja sampai tujuan.
Sekarang saatnya menikmati menit-menit terakhir untuk berakrab ria dengan signal, karena nanti begitu setelah take-off bakal cuek-cuekan sama yang namanya signal. Alias ga bakal ada signal di atas langit dan apalagi di daerah tugas, “hidup bagai di dalam tempurung yang di kunci di dalam peti terus di kubur dalaaaam banget” (buseeet lebai amat perumpamaannya, hahaa).
Baling-baling berputar semakin cepat. Detak jantung dalam rongga dada ikut mengiringi laju baling-baling yang semakin bertambah. Tanganku mengepal erat karena gemas merasakan apa yang kurasakan saat itu. Exited, tidak sabar untuk segera lepas landas dan merasakan sensasi terbang dengan pesawat kecil ini.

3 roda pesawat itu perlahan berputar setelah baling-baling pesawat memiliki kecepatan yang dibutuhkan. Perlahan tapi pasti kami akan meninggalkan lapangan pacu. Sekejap mata pesawat Cesna ini pun meninggalkan landasan yang panjangnya hanya 600 meter. Hal pertama kali yang kulakukan dalam pesawat, dan baru kulakukan di atas pesawat adalah.. ku tantang pesawat ini dengan tetap menyalakan handphone. Kedua tanganku tetap menggenggam handphone, blackberry di tangan sebelah kanan, dan sonyerricson di sebelah kiri. Sambil menge-check signal, HP dan GSM mana yang paling lama bertahan signalnya. Hohoho..

 Pesawat SusyAir  kapasitas 6 penumpang di Bandara Malinau.


 Suasana di dalam kabin pesawat. (duduk pas di belakang pilot bule -yang cm nyetir sendiri)


Pemandangan selama perjalanan.. Ya dari ujung sampai ujung cuma kelihatan hutan.. dan hutan
 Pesawat satu baling-baling ini dengan seketika menembus awan langit Malinau. Langit biru yang beralas awan putih. Bergumpal dan terurai bersamaan oleh angin. Bergerak perlahan dan gemulai. Layaknya permadani dengan bulu-bulu halus dan lembut. Sesekali tampak kawanan burung yang terbang melintas di bawah pesawat kami. Bermain disela permadani langit yang meneduhkan hijau dengan bayangnya.
Hijau hutan Kalimantan, rapat dan lebat menjadikan takjub dan tak hentinya mengagungkan namaMu.

Selama perjalanan, mata ini tak bisa lepas memandangi hutan hijau yang terbentang. Hijau asri, luas dan sejuk. Hutan yang seolah berevolusi menjadi kawanan lumut dan brokoli saat dilihat dari ketinggian. Selama 1 jam lebih perjalanan menuju desa Long Nawang. Pemandangan yang disajikan hanya hutan dan liuk-liuk sungai .. yaa walau sesekali terdapat beberapa daerah “botak” pada beberapa hutan. Daerah botak tersebut terakhir ku ketahui  adalah perkebunan warga.

Sangat disayangkan memang. Hutan Kalimantan kita sudah di “wanti-wanti” oleh PBB untuk dijaga dan dilestarikan. Salah satu aset berharga bangsa ini. Salah satu hutan yang menjadi “jantung” dunia. Berfungsi memproduksi oksigen sekaligus menyaring udara, Hutan hujan tropis terbesar di dunia, selain hutan Amazon di Amerika. Sempat memang beberapa pikiran ekonomis seperti “wah hutan ini masih perawan, gimana kalo kayunya ditebang trus kita jual, pasti kaya ?!”, “luasnya… pasti kalo dibuat villa ato perumahan elite disini bakal oke nih”, “hutan kayak gini, pasti dibawahnya banyak batu bara atau bahkan emas dan minyak bumi.. tebang aja trus kita ambil apa yang ada dibawahnya.. kaya tuh kita !” dan sebagai sebagai sebagaiiiinyaaaa… haduuuh…

Lha terus anak cucu kita gimana??
Weeeiiisshh… jadi sok gini yaaak, wkwkwkwk…

Di atas pesawat pun ku sempat berkenalan dengan salah seorang penumpang, yaa just to make a conversation. Daripada bengong dengan calon pasien. Bersebelahan lama tapi kalau ga ngobrol kan garing juga, ga enak gitu lama-lama. Tanya hal-hal tidak penting. Dan ternyata dia adalah seorang guru SD dari desa Nawang Baru (waduh mana lagi itu.. masih belum ngeh.. jadi ya ho’oh ho’oh aja, hehee).. “wah ada sekolah ya disana ?!! ku kira cuma ada hutan aja tuh disana.. hehe..”, bisiku heran dalam hati.

Setelah satu jam melayang-layang di udara, akhirnya pesawat yang di piloti seorang bule ini mulai menurunkan ketinggiannya. Mesin di turunkan kecepatannya. Hal ini mengakibatkan tekanan udara dalam kabin berubah drastis karena menurunkan ketinggian. Pesawat ini memang tidak di lengkapi dengan pengatur tekanan. Beberapa penumpang menahan sakitnya telinga mereka. Berdenging. Dan terasa sedikit pusing.
Setelah melintas di atas sungai Kayan, tampak lapangan berumput yang sebelumnya sudah diberitahukan bahwa itulah “bandara”nya. Alhamdulillah… sudah berakhir sepertinya penerbangan ini.. sudah sampai rupanya.. dan saya pasti akan merindukan penerbangan seperti ini lagi.. see you next time the little plane.. Hehe

Pesawat dengan selamat dan sukses mendarat di Bandara Long Nawang
Pemandangan Long Nawang dari atas.



Setelah turun dan ambil bagasi .. “wah pasti sudah dijemput dan disambut nih..” dalam pikiranku, yaa seperti yang terjadi saat kedatangan kami di dermaga Kabupaten Malinau. WOW… ruame ne rek.. ada yang pakai baju dinas PNS, ada banyak pula warga yang berkumpul, seheboh itukan seorang dokter PTT? sepopuler itukah kami?  Dan sebegitu dibutuhkannya kah kami disini? Sampai-sampai yang menjemput ku seperti ini.. wah harus rapi-rapi, pasang wajah bersahabat dan ramah, tebar senyum dikit.. semoga menjadi awal yang baik untuk kedepannnya.
Setelah turun dari pesawat, ambil bagasi….. dan …. “Lho mana? Kok ga ada yang nyamperin? Mungkin belum kenal mungkin ya, yang mana dokter yang baru datang“, ucapan dalam hati saat ku membawa tas-tas itu sendiri, tergopoh dan hampir jatuh karena beratnya barang bawaan.

Elah dalaah.. ternyata orang-orang itu menjemput keluarganya, dan lainnya adalah penumpang yang akan menjadi penumpang pada penerbangan selanjutnya. Dan yang lebih ironis adalah… tidak ada seorangpun yang tahu bahwa akan ada dokter gigi baru yang datang. Termasuk pihak pukesmas.. hiks hiks.. “nasib mu Nak…” hahaha, mencoba tertawa untuk menghibur diri disela mengusap dada.
Setelah menunggu beberapa lama, tampak seorang perawat dengan naik sepeda motornya menjemput, busseeett…  bawaan ku 52 kg yang terdiri  dari 2 tas besar dan 1 dos besar (20kg) tapi ya sudahlah gapapa.. “namanya juga PTT”, kata-kata andalahku yang sering kugunakan saat menemukan kondisi yang memprihatinkan disini, hehe..

“Bandara” ?? atau mungkin lebh bisa kita sebut dengan lapangan. Yaa.. sekitar 1,5-2x panjang lapangan sepak bola, dan hanya ada 1 rumah kayu reot dan lapangan berumput saja. Pesawat ini hanya sebentar saja mendarat ditempat kami. Kalau pernah dengar lagu “kretaku tak berhenti lama..” dan seperti intulah pesawat ini. Mendarat, bongkar muatan, reload.. then take off  again.. dalam 1 kali penerbangan pesawat ini biasanya melayani 3 sampai 4 tempat tujuan dalam satu kali route-nya sebelum dia kembali ke tempat awal.
Cerita menarik saat pesawat ini sedang akan take off.

Ada seorang anak kecil laki-laki berusia 5-6 tahun yang sempat mencuri perhatianku. Anak kecil berbadan montok dengan potongan rambut “Mohawk”. Menangis keras sekeras-kerasnya karena akan ditinggalkan ayahnya. Namun setelah di bujuk oleh salah seorang petugas bandara, dan yang juga petugas kepolisian setempat, akhirnnya dia pun melunak. Petugas itu tampak sudah sangat akrab dengan anak itu. Dibujuk dan dialihkan perhatiannya, dan akhirnya dia malah main di belakang pesawat.

Bermain menahan kencangnya angin baling-baling pesawat yang berjarak kurang dari 20 meter. Merasakan hempasan angin yang menghantam tubuh dan mengibarkan baju dan rambutnya. Dia nyaris terhempas ke sungai, karena badannya yang kecil, tapi untung juga ada Mas Nurdin (nama petugas bandara,red). Yaa kalau kita pernah nonton film Jack Ass, mirip-mirip itulah.. hahahaa…


Comments

Popular posts from this blog

Mengenal Gigi Impaksi : Apa, Mengapa dan Bagaimana ?

Gigi impaksi merupakan gigi dengan kondisi tertanam sebagian ataupun total, dapat terjadi pada semua jenis gigi mulai gigi seri (insicive) , taring (caninus) , geraham kecil (premolar) maupun geraham (molar) baik rahang atas maupun rahang bawah. Namun, kasus yang sering kita kenal dan jumpai adalah impaksi pada gigi molar ke-3 (gigi geraham bungsu). Gigi bungsu biasanya tumbuh pada masa usia "age of wisdom" yaitu 15-25 tahun, sehingga gigi bungsu dan gigi impaksi (geraham belakang) dalam bahasa Inggri biasa disebut dengan wisdom teeth.   Manifestasi infeksi yang dapat terjadi pada gigi impaksi rahang bawah. Proses pembentukan benih gigi bungsu diawali sebelum usia 12 tahun dan pertumbuhannya berakhir pada usia sekitar 25 tahun. Pada usia tersebut gigi bungsu akan terbentuk sempurna. Secara garis besar pertumbuhan gigi bungsu berlangsung, sebagai berikut: Anatomi dan pertumbuhan gigi bungsu.  Pada usia 12tahun, sebagian mahkota benih gigi bungsu mulai terbe

Gigi Ngilu Saat Setelah Renang ?? Inilah Sebabnya..

Mungkin sering dari kita merasakan ngilu pada gigi setiap selesai berenang, terutama pada beberapa orang yang menjadikan renang sebagai olahraga favorite, atau bahkan sebagai profesi profesional mereka (atlet). Akhir-akhir ini ada beberapa pasien datang dengan keluhan gigi sering terasa sangat ngilu dan sensitif, terutama setelah berenang. Inilah yang membuat saya ingin menulis tentang gigi ngilu, kaporit, dan kolam renang.. APA ada hubungan antara ketiganya? Oke.. dari kondisi klinis di dalam rongga mulut pasien tersebut, tidak ditemukan adanya dental caries (gigi berlubang) atau calculus (karang gigi) dan resesi gingiva (gusi turun).  Yaa.. tampak normal, setelah wawancara lebih dalam ternyata mereka adalah atlet renang profesional yang dalam pemusatan pelatihan daerah (Puslatda) Jatim. Saya pernah merasakan latihan di dalam Puslatda, sangat ketat. Latihan seperti makan obat saja yang sehari bisa 3 kali. Ya... walau saya bukan atlet renang dulunya, tapi kebayang

Case Report : Cosmetic-Esthetic Dentistry with Frenectomy and Veneer

Frenulum adalah lipatan mukosa yang berisi jaringan ikat/otot yang menghubungkan bagian dari tubuh. Frenulum pada rongga mulut dapat ditemukan pada daerah bawah lidah (frenulum lingualis) , bibir (frenulum labialis) , dan pipi bagian dalam (frenulum bucalis) .  Frenulum labialis superior Jika tinggi, akan menyebabkan central diastema/midline diastema, pada pasien yang menggunakan gigi palsu tipe full denture juga akan mempengaruhi retensi gigi palsunya jika menagemennya tidak tepat Frenulum bucalis Jika tinggi, akan mempengaruhi retensi gigi palsu jika managemennya tidak tepat Frenulum Lingualis Jika frenulum ini "pendek" (gambar sisi kanan) akan mempengaruhi fungsi bicara karena lidah "terikat" dan tidak bisa bergerak bebas, dan dapat juga mempengaruhi retensi gigi palsu pada pasien yang menggunakannya jika managemennya tidak tepat Saat ini, kita akan membahas kasus frenulum labialis yang umum kita jumpai.  Pada frenulum labiaslis su